Napak Tilas Transportasi Indonesia [Part 1]


Transportasi merupakan salah satu elemen yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia saat ini. Perannya sangat krusial, terutama untuk memangkas waktu dan energi yang terpakai untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Transportasi memiliki beberapa arti [1] Pengangkutan barang oleh berbagai jenis kendaraan sesuai dengan kemajuan teknologi. [2] Perihal (seluk-beluk) transpor. [3] Pemindahan bahan lepas hasil pelapukan dan erosi oleh air, angin dan es. Dari ke semua pengertian tersebut, yang akan kita bahas adalah yang pertama [1]. Berdasarkan pengertian yang pertama, transportasi berkaitan erat dengan kemajuan teknologi. Transportasi masa lalu (past) berbeda dengan yang ada di masa sekarang (present), tentu juga berbeda dengan transportasi yang akan ada di masa mendatang (future). Sangat menarik jika kita dapat menyaksikan semua perkembangan tersebut dalam dalam 1 tempat dan 1 waktu sekaligus. Untuk itu, kali ini saya akan mengajak untuk menelusuri perjalanan transportasi di Indonesia melalui lorong waktu (baca: Museum). 

Di Indonesia, setidaknya ada beberapa museum yang menyimpan koleksi transportasi dari masa ke masa. Yang saya tahu ada 2, yakni Museum angkut di Batu dan Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang akan kita bahas kali ini. Sebagai informasi tambahan, saat saya kesana kawasan Taman Mini Indonesia Indah telah selesai di renovasi dan banyak perubahan yang saya rasakan dari sebelumnya. Misalnya saja tiketing, saat ini tiket bisa dibeli secara online dan pembayaran dapat dilakukan dari berbagai jenis pembayaran seperti m-banking hingga dompet digital. Tiket dapat dibeli di https://tiket.tamanmini.com/ dan dapat dibuka melalui browser desktop (PC/laptop) dan mobile (smartphone) masing-masing. Saat pembelian tiket masuk, disarankan untuk membeli tiket masuk kendaraan jika menggunakan kendaraan pribadi. Untuk kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil hanya diperkenankan parkir di area yang telah ditentukan. Sedangkan jika menggunakan kendaraan listrik kalian bisa bebas masuk ke area yang tidak terbatas. 

tiket.tamanmini.com

Setelah melakukan pembelian tiket dan masuk ke dalam area TMII, saya langsung memarkirkan kendaraan pribadi di area parkir karena kendaraan saya bukanlah kendaraan listrik. Untuk masuk ke area yang terbatas untuk kendaraan listrik, kita bisa menggunakan bus listrik atau wara-wiri (sejenis angkutan khusus area wisata) secara gratis. Selain Bus dan wara-wiri listrik, untuk mengelilingi area TMII juga dapat menggunakan transportasi lain yang berbayar seperti Kereta Gantung dan Kereta Listrik. Jika ingin lebih privat lagi bisa menyewa kendaraan lain seperti sepeda konvensional, sepeda listrik hingga mobil caddy golf listrik. 

Bus Listrik

Namun kali ini saya memilih berjalan kaki. Dari area parkir ke Museum Transportasi jaraknya kurang dari 2 km. Untuk menuju Museum Transportasi, dari parkiran saya berjalan ke arah Gedung Sasono Langgeng Budoyo. Dari sini saya berjalan ke arah Teater Keong Mas. Teater Keong Mas merupakan bangunan auditorium yang digunakan untuk menayangkan Film dengan teknologi berstandar IMAX. Keong Mas sendiri diambil dari salah satu cerita rakyat dari Pulau Jawa. 

Teater Keong Mas

Dari sini saya kembali berjalan menuju Taman Legenda Keong Mas. Taman Legenda Keong Mas sendiri merupakan Taman hiburan yang memiliki wahana layaknya taman hiburan. 

Taman Legenda Keong Mas

Di sepanjang jalan menuju Museum Transportasi ini sebenarnya banyak Museum dan anjungan yang menarik untuk dikunjungi seperti Anjungan Jawa Tengah, Jawa Timur, Taman Akuarium Air Tawar, Museum Batik dan Museum Keprajuritan. Namun karena keterbatasan waktu saya hanya fokus di Museum Transportasi saja. 

Anjungan Jawa Tengah

Anjungan Jawa Timur

Museum Keprajuritan

Setelah kurang lebih berjalan kaki selama 20 menit saya tiba di depan tujuan yakni Museum Transportasi. Untuk masuk ke Museum Transportasi, kita harus memiliki tiket. Bagaimana mekanisme pembelian tiketnya? Berapa harga tiketnya? Untuk lebih cerita selanjutnya lanjut di part berikutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Kebutuhan Sekunder yang Menjadi Kebutuhan Primer

Etika Dalam menggunakan Internet (Netiket)

User Interface Design
1. Interaction Style