Hari ini adalah hari yang spesial, karena pada hari ini tepat 66 tahun yang lalu salah satu angkatan bersenjata negara kita yakni TNI Angkatan Udara . Untuk itu sebelumnya saya mengucapkan Dirgahayu ke-66 TNI Angkatan Udara. Dan langsung saja dalam postingan saya kali ini saya ingin menceritakan sejarah mengenai TNI Angkatan Udara. Cikal bakal TNI Angkatan Udara dimula ketika pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Saat itu Indonesia belum memiliki suatu angkatan bersenjata yang memadai untuk melindungi bangsa yang kala itu baru merdeka dari ancaman bangsa lain. Maka dari itu Presiden Soekarno membentuk suatu angkatan bersenjata yang diberi nama BKR atau Badan Keamanan Rakyat pada 23 Agustus 1945. Namun pada saat itu BKR masih belum memiliki armada-armada alutsista (alat utama sistem senjata) yang memadai terutama armada udara. Hingga pada tanggal 5 Oktober 1945 BKR berubah menjadi TKR atau Tentara Keamanan Rakyat. Dan untuk armada udara diberi nama TKR djawatan penerbangan. Pada saat itu TKR djawatan penerbangan masih menggunakan sisa-sisa armada udara milik Jepang yang sudah banyak ditinggalkan. Walaupun banyak dari armada udara tersebut yang sudah tak layak terbang. Lalu pada tanggal 23 Januari 1946 TKR diubah menjadi TRI atau Tentara Rakyat Indonesia. Pada 9 April 1946 TRI djawatan penerbangan dihapus dan diubah menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia atau AURI yang juga bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia atau TNI.
Di dalam keterbatasannya pada awal pembentukannya, TNI AU menorehkan beberapa prestasi. Yakni pada masa agresi militer Belanda, tepatnya pada 29 Juli 1947 TNI AU berhasil membombardir tempat-tempat yang dijadikan tempat pertahanan Belanda di Jawa Tengah, masing-masing di Semarang, Salatiga dan Ambarawa yang di komandoi oleh 3 kadet penerbang TNI AU yakni Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit menggunakan pesawat rampasan Jepang. Pesawat-pesawat rampasan Jepang yang pada saat itu sempat digunakan adalah seperti Cureng, Guntei dan Hayabusa. Selain menumpas pihak penjajah, prestasi TNI AU lainnya adalah menumpas berbagai pemberontakan yang terjadi di Indonesia seperti DI/TII dan lain sebagainya.
 |
| Guntei |
 |
| Cureng |
Dan setelah pertemuan antara pihak Indonesia dan pihak Belanda yang lebih dikenal dengan Konfrensi Meja Bundara tau KMB di Den Haag Belanda pada tahun 1949, menghasilkan persetujuan yakni bahwa semua aset-aset udara milik belanda seperti hangar, depot pemeliharaan dan lainnya serta beberapa armada udara Belanda seperti C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12, resmi menjadi hak milik Indonesia.
 |
| C-47 Dakota |
 |
| B-25 Mitchell |
Pada tahun 1950 TNI AU mengirimkan 60 calon-calon penerbang ke sekolah penerbangan yang ada di Amerika. Dan pada saat itu pula TNI AU mendapat banyak suplai pesawat dari Uni Sovyet seperti MiG-17, MiG-19, MiG-21, pembom ringan Tupolev Tu-2, dan pemburu Lavochkin La-11 yang digunakan dalam operasi Dwikora dan Trikora. Sekedar review saja, Dwikora merupakan singkatan dari Dwi Komando Rakyat yang berisi dua petisi, yakni : Perhebat ketahanan revolusi Indonesia dan Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia. Dwikora di cetuskan oleh Presiden Soekarno pada 3 Mei 1964 dalam rangka mengganyang Malaysia yang dianggap sudah tidak menghormati Indonesia. Sedangkan Trikora atau Tri Komando Rakyat yang berisi tiga petisi yakni Gagalkan pembentukan “negara Papua” buatan Belanda, kibarkan merah-putih di Irian Barat, serta Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa. Trikora dicetuskan oleh Presiden Soekarno dalam rangka operasi pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda.
 |
| MiG-17 |
 |
| MiG-21 |
Kembali ke TNI AU, pada tahun 60-an, TNI AU berada pada masa jayanya dibawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani. Dan sempat menjadi Angkatan Udara yang paling di segani di kawasan Asia. So bagaimanapun Angkatan Udara saat ini tidak akan pernah ada, jika tanpa perjuangan-perjuangan para pendiri-pendiri Angkatan Udara saat itu. Untuk itulah ada baiknya Angkatan Udara terus bisa memngevaluasi diri agar kembali menjadi Angkatan Udara yang disegani, tidak hanya di kawasan Asia, bahkan Dunia. Maju terus TNI AU! Jaga keutuhan langit Nusantara! Sayap Pelindung Tanah Airku! Swa Bhuwana Paksa!!
 |
| Dirgahayu TNI AU |
Komentar
Posting Komentar